Jumat, Juni 17, 2011

Dalam Islam, Mengkritik Pemerintah Ada Etika-etikanya Sobat

Komplit sudah predikat buruk yang diberikan oleh rakyat negeri tercinta ini kepada para pemerintahnya; mulai dari koruptor, pengecut, tidak adil, tidak peduli wong cilik, suka ingkar janji menurut sebagaian orang. Sebagiannya lagi mengatasnamakan agama dengan mengatakan bahwa pemerintah kita itu zhalim, kafir, thoghut, antek-antek amerika, dan sebagainya.

Para pembaca yang budiman, kalau anda seorang muslim maka perlulah anda tahu bahwa mengkritik dengan niat perbaikan itu merupakan sesuatu yang baik. Bahkan hal ini diperintahkan oleh Nabi kita Shallallahu alaihi wa sallam dalam haditsny, Dari Abu Sa’id Al Khudri -radhiyallahu ‘anhu-, beliau berkata

سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه، وذلك أضعف الإيمان

وفي رواية : ليس وراء ذلك من الإيمان حبة خردل

“Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” [HR. Muslim no. 49]

Hadits di atas termasuk juga kemungkaran yang ada pada pemerintah kita.

Akan tetapi butuh untuk dicatat bahwa setiap mengkritik sesuatu memiliki adab-adab dan etika-etika. Mengkritik teman ada etikanya. Mengkritik buku atau karya tulis ada etikanya. Mengkritik pemerintah pun demikian, ada etika-etikanya.

Nah, bagaimana etika-etika itu? Simak baik-baik hadits-hadits berikut ini.

Dari Hudzaifah bin Al Yaman, Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda

يكون بعدي أئمة، لايهتدون بِهداي، ولا يستنّون بِسنتي، وسيقوم فيهِم رجال، قلوبهم قلوب الشياطينِ في جثْمان إِنس. قَال (حذيْفة): قلت: كيف أصنع يا رسول الله إن أدركت ذلك؟ قَال: تَسمع وتطيع للأمير، وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك، فاسمع وأطع!

“Akan ada setelahku para penguasa yang tidak melakukan petunjuk-petunjukku dan tidak melakukan sunnah-sunnahku. Dan akan ada diantara mereka orang-orang yang hati-hati mereka adalah hati-hati syaitan yang terdapat di jasad manusia.” Aku (Hudzaifah) berkata, “Bagaimana aku harus bersikap jika aku mengalami hal seperti ini?”

Rasulullah bersabda, “Engkau tetap harus setia mendengar dan taat kepada pemimpin meskipun ia memukul punggungmu atau mengambil hartamu, maka tetaplah untuk setia mendengar dan taat!” [H.R. Muslim dari Shahabat Hudzaifah Ibnul Yaman]

ﺍﷲ، ﺃﺭﺃﻳﺖ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺃﻣﺮﺍﺀ ﻳﻤـﻨﻌﻮ ﻧﺎ ﺣﻘﻨﺎ ﻭﻳﺴﺄﻟﻮﻧﺎ ﺣﻘﻬﻢ؟ ﻓﻘﺎﻝ: ﺍﺳﻤﻌﻮﺍ ﻭﺃﻃﻴﻌﻮﺍ ﻓﺈ ﻧﻤﺎ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﺎ ﺣﻤﻠﻮﺍ ﻭﻋﻠﻴﻜﻢ ﻣﺎ ﺣﻤﻠﺘﻢ ﴿ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ

Dari Wail bin Hujr radliyallahu ‘anhu berkata: Kami bertanya : “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika penguasa kami merampas hak-hak kami dan meminta hak-hak mereka?” Bersabda beliau : “Mendengar dan taatlah kalian pada mereka maka sesungguhnya bagi merekalah balasan amalan mereka dan bagi kalianlah pahala atas kesabaran kalian.” [HR. Muslim dari Wail bin Hujr]

ﻋﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺍﷲ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻴﺎﺭِ ﻗﺎﻝ :ﺃﺗﻴﺖ ﺃﺳﺎﻣﺔ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ ﻓﻘﻠﺖ: ﺃﻻ ﺗﻨﺼﺢ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﻔﺎﻥ ﻟﻴﻘﻴﻢَ ﺍﻟﺤﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻮﻟﻴﺪِ، ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺳﺎﻣﺔ: ﻫﻞ ﺗﻈﻦ ﺃﻧﻲ ﻻ ﺃﻧﺎﺻﺤﻪ ﺇﻻّ ﺃﻣﺎﻣﻚ؟ ﻭﺍﷲ، ﻟﻘﺪ ﻧﺼﺤﺘﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻴﻨﻲ ﻭﺑﻴﻨﻪُ، ﻭﻟﻢ ﺃﻛﻦ ﻷﻓﺘﺢ ﺑﺎﺑﺎ ﻟﻠﺸﺮ ﺃﻛﻮﻥ ﺃﻥ ﺃﻭﻝ ﻣﻦ ﻓﺘﺤﻪ ﴿ ﺃﺛﺮ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ

Dari Ubaidilah bin Khiyar berkata: “Aku mendatangi Usamah bin Zaid radliyallahu ‘anhu dan aku katakan: “Kenapa engkau tidak menasihati Utsman bin Affan untuk menegakkan hukum had atas AlWalid?” Maka Usamah berkata: “Apakah kamu mengira aku tidak menasihatinya kecuali harus dihadapanmu? Demi Allah sungguh aku telah menasihatinya secara sembunyi-sembunyi antara aku dan ia saja. Dan aku tidak ingin membuka pintu kejelekan dan aku bukanlah orang yang pertama kali membukanya.” [H.R. Bukhari dan Muslim dlam shahih keduanya]

ﻋﻦ ﻋﻴﺎﺽ ﺑﻦ ﻏﻨﻴﻢِ ﻗﺎﻝ :ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ : ﻣﻦ ﺃﺭﺍﺩ ﺃﻥ ﻳﻨﺼﺢ ﻟﺬﻱ ﺳُﻠْﻄَﺎﻥِ ﻓﻼ ﻳﺒﺪﻩ ﻋﻼﻧﻴﺔ ﻭﻟﻴﺄْﺧﺬ ﺑِﻴﺪﻩ، ﻓﺈﻥ ﺳﻤﻊَ ﻣﻨﻪ ﻓﺬﺍﻙ ﻭﺇﻻ ﻛﺎﻥ ﺃﺩﻯ ﺍﻟﺬﻱ ﻋﻠﻴﻪ ﴿ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺇﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﺎﺻﻢ ﻭﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻈﻼﻝ ﴾

Dari Iyadh bin Ghunaim radliyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Barangsiapa yang ingin menasihati penguasa maka janganlah melakukannya dengan terang-terangan di hadapan umum. Akan tetapi dengan cara mengambil tangan penguasa tersebut dan menyendiri. Jika ia menerimanya maka inilah yang diharapkan, jika tidak menerimanya maka ia telah melakukan kewajibannya.” [HR. Ahmad, Ibnu Abi Ashim, Al Hakim, dan Baihaqi. Dishahihkan Al Albani dalam Adz Dzilal]

ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﻗﺎﻝ : ﻧﻬﺎﻥ ﻛﺒﺮﺍﺅﻧﺎ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﻣﺤﻤﺪ، ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ : ﻻ ﺗﺴﺒﻮﺍ ﺃﻣﺮﺍﺀَﻛﻢ ﻭﻻ ﺗﻐﺸﻮﻫﻢ ﻭﻻ ﺗﺒﻐﻀﻮﻫﻢ ﻭﺍﺗﻘﻮﺍ ﺍﷲ ﻭﺍﺻﺒﺮﻭﺍ ﻓﺈﻥ ﺍﻷﻣﺮ ﻗﺮﻳﺐ ﴿ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺭﻭﺍﻩ ﺇﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﺎﺻﻢ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻈﻼﻝ ﴾

Dari Anas radliyallahu ‘anhu berkata, telah melarang kami para pembesar kami dari shahabat Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, mereka berkata : Bersabda Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : “Janganlah kalian mencela pemerintah kalian dan janganlah kalian mendengki mereka, janganlah kalian membenci mereka, bertakwalah kepada Allah, bersabarlah karena urusan ini sudah dekat.” [H.R. ibnu Abi Ashim dishahihkan oleh Al Albani]

عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه و سلم السمع والطاعة على المرء المسلم فيما أحب وكره ما لم يؤمر بمعصية فإذا أمر بمعصية فلا سمع ولا طاعة

“Dari sahabat Ibnu Umar rodiallahu ‘anhu dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam Wajib atas setiap orang muslim untuk mendengar dan menta’ati, baik dalam hal yang ia suka atau yang ia benci, kecuali kalau ia diperintahkan dengan kemaksiatan, maka tidak boleh mendengar dan menta’ati.” [H.R. Bukhari dan Muslim]

نهها ستكون بعدي أَثَرة وأمور تنكرونها قَالوا : يا رسول الله كَيف تَأمرنا ؟ قَال : تؤدون الْحق الّذي علَيكم وتَسأَلون الله الّذي لَكم

Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya kelak akan kalian dapati penguasa yang hanya mementingkan dirinya.” Para sahabat bertanya:”Apa yang harus kami perbuat (jika mendapati hal itu), wahai Rasulullah?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab:” Tunaikan kewajiban kalian kepada mereka, dan mintalah hak-hak kalian kepada Allah!” [HR: Al Bukhari dan At Tirmidzi]

Kesimpulan

Demikianlah pembaca sekalian hadits-hadits yang menunjukkan secara gambalang kepada kita tentang bagaimana metode seorang muslim dalam menyikapi dan khususnya mengkritik pemerintah. Dari hadits-hadits di atas dapat disimpulkan beberapa hal

  1. Mengkritik pemerintah tidak boleh dilakukan secara terang-terangan dimuka umum, baik melalui media massa, jalanan, maupun yang selainnya
  2. Mengkritik pemerintah hendaknya dilakukan secara private, bisa dengan bertemu langsung atau melalui media lainnya seperti surat-menyurat melalui lembaga resmi atau SMS
  3. Berita tentang munculnya pemerintahan yang buruk telah dikabarkan oleh Rasulullah sekian ratus tahun yang lalu dan beliau telah memberikan solusinya
  4. Jika kritik dan nasihat kita kepada pemerintah diterima maka itulah yang kita harapkan dan apabila tidak, maka satu-satunya solusi adalah bersabar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | LunarPages Coupon Code